Kita akan lenyap

Kepergian adalah hal yg mutlak terjadi, entah kita pergi ke tempat kerja, rumah teman, belanja dan bahkan pergi ke alam baka.

Kita selalu menjadi orang baru dari waktu ke waktu, ingatan yg terus terbangun baru dari setiap waktu. Kita adalah mahkluk panjalan (traveling) dan tak pernah berhenti berpergian. 


Lalu apa maksud dari semua itu? 

Well... 

Kau akan bertnya dgn nada tinggi "apa sih maksud mu bro!" 

Relax dulu... 

Ok baik akan saya jelaskan,

Ya sejatinya kita akan pergi, sadar atau tidak beberapa detik lalu saat kau baca tulisan ini di awal, kau telah pergi dari masa lalu (saat kau baca dari awal) menuju masa kini (sampai di kalimat ini). Kejadian kepergian ini tak kan berhenti kita di gencar terus menerus, kejadin traveling ini seperti meneror kita setip detik. 

"ya bro aku sudah ngerti! Tak usah lah kau kasih fakta lagi!" kau bergumam seperti itu, ok... 

Pendangan filosofis ku tentang "traveling" seperti itu, hal itu mutlak terjadi dalam hidup dan tak bisa di hindari.

Saya akan bercerita tentang Maximus, Maximus dalah jendral perang yunani pada kala Kepemimpinan Raja Marcus Aurelius, ia adalah jendral yg di cintai rakyatnya, Bahkan rakyatnya lebih mencintai Jendral perang ny ketimbang Raja nya.

Sebernanya cerita Maximus sangat komplek, dan saya butuh waktu lama untuk menulisnya. Dari pada bertele tele dan anda mungkin akan segera bosan membaca ini, cerita ku persingkat saja. 

Oke! Dengan singkat cerita yg enteng enteng saja, singkatnya Maximus tadi di culik oleh kaum perompak di kala runtuh nya kaisar romawi, ia di culik kemudia di jual di pasar budak (pada jaman itu marak human trafiking). Ia di jual untuk menjadi Gladiator, seperti ayam aduan, Maximus tiap hari di adu dengan ayam aduan lainya (maksud saya Gladiator), demi kepuasan penonton. 

Maximus yg seorang jendral elite yunani, pastinya tangguh dan tidak mudah mati oleh gladiator lawannya..

Itu membuat Maximus masih hidup dan aduan ayam (eh maksud saya gladitor) membawa maximus ke level elite, yaitu ke roma (masih ingat kan gambar koloseum di peta kala SD dulu). 

Koloseum berpusat di tengah pemerintahan Yunani. Jadi waktu Maximus tampil, penonton mengenalinya dengan mudah.

Singkat cerita Maximus mati di arena pertempuran melawan Raja yunani saat itu. 

Jadi raja yunani bukan lah Markus Aurelius yg bijak, pemerintahan kala itu di kudeta oleh anaknya sendiri, dan sejak saat itu yunani suram dan raja nya berbuat semena mena.


Well, Akhirnya Maximus mati dan raja nya juga mati. Kedua nya mati bersama. 


Terus hubungannya dengan "traveling" bro! 

Ok! 

Balik ke Maximus,

Sebenarnya ia mudah saja kabur atau menolak nasibnga menjadi kaum budak dan kembali ke yunani.

Tapi ia tahu bahwa hidup bukan soal siapa dirinya, namun soal "traveling" ia sadar bahwa nyawa hidupnya pun juga akan ikutan traveling, maka dari itu ia memilih meninggalkan cerita bahwa ia mati ikhlas di perlakukan tidak adil, 

Dan benar saja, itulah yg paling bermakna di kehidupan ini... 

Sebuah pertanyaan "apa yg saya tinggalkan", 

Karna kita pasti kan pergi. 


Saya tidak bisa detil soal cerita, 

Yg membuat imajinasi anda bermain, namun saya yakin dgn penjelasan sepele ini anda dapat menangkap sebuah arti yg luhur, karna saya juga yakin bahwa anda punya otak dan nalar yg bagus...

Ingat kata saya "Tahi ayam bagi manusia biasa adalah sebuah barang tak berharga, namun lain cerita di mata sang bijak" 

Iya di mata sang bijak tahi ayam pun jadi berhaga, ia melihat tahi ayam bukan lah tahi ayam, namun ia melihat kompos, dan unsur hara yg dapa menyuburkan tanaman! Lihat apa jadinya itu! 

Pikir aja sendiri! Lu kan punya otak! 


Hahaha

Ok terimakasih!

Beri respon dan nanti kan tulisan saya berikutnya, saya akan menulis seminggu sekali, tentang pandangan saya terhadap dunia ini. 

Komentar